Departemen Pendidikan Nasional
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang
Tugas Proposal
Nama :Neny Lara Amiati Sugiyantoro
NIM :3401409020
Prodi :Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Jurusan :Sosiologi dan Antropologi
Fakultas :Ilmu Sosial
A. JUDUL
PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan salah satu prioritas utama program pembangunan di Indonesia. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan terus dilakukan, mulai dari berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum secara periodic, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, sampai dengan peningkatan mutu menegemen sekolah. Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secar aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Peranan guru dalam proses pembelajaran adalah mengupaykan agar siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk mencapai tujuan belajar siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara dan kemampuan masing-masing. Perbedaan itu akan membawa konsekuensi perolehan hasil belajar yang berbeda, walaupun siswa mendapat pembelajaran yang sama. Untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam penilaian seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, bahwa penilaian hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Saat ini pemerintah telah mencanangkan kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan, secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian wewenang (otonom) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk mengambil keputusan secara partisipasif dalam pengmbangan kurikulum. Mengingat bahwa pengembangan KTSP menjadi silabus dan rancangan pelaksaan pembelajaran (RPP) diserahkan kepada Satuan pendidikan sekolah dan daerah masing-masing, diasumsikan bahwa guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut. Diasumsikan demikian karena mereka terlibat langsung dalam penyusunannya dan mereka para guru yang akan melaksanakannya dalam pembelajaran di kelas.
Kegagalan pembelajaran kemungkinan terjadi pada perencaan pembelajaran maupun hasil pembelajaran, maka kegiatan penilaian hendaknya mencangkup penilaian perencanaan, proses dan hasil. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penilaian terhadap proses pembelajaran menjadi tugas guru dalam upayanya meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran. Penilain dilakukan untuk menilai proses pembelajaran. Menilai prestasi siswa dalam suatu bidang pembelajaran, menilai kemajuan lembaga itu sendiri (Yamin, 2007:90).
Penilaian kelas merupakan suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Evaluasi atau penilaian harus dilaksanakan dengan baik oleh guru, sebab jika evaluasi tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru maka akan mempengaruhi kualitas hasil proses belajar mengajar. Pengevaluasian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Pengevaluasian kelas dilakukan untuk membeikan keseimbangan pada tiga aspek penilaian atau evaluasi yaitu aspel kognitif, afektif dan psikomotorik dengan menggunakan berbagai jenis teknik dan bentuk evaluasi atau penilaian yang diharapkan bermanfaat untuk mengetahui gambaran prestasi peserta didik dan kemajuan belajar peserta didik. Dengan adanya pengevaluasian kelas diharapkan guru dapat mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diungkapkan di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaiman pelaksanaan evaluasi mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan?
2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakn evaluasi kelas mata pelajaran sosiologi di SMA N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan?
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran sosiologi di SMA N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru dalam melaksakan evaluasi hasil belajar siswa mata pelajaran sosiologi di SMA N 1 Kedungwunu Kabupaten Pekalongan.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoretis
- Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
- Hasil penelitian ini akn memeberikan informasi yang berharaga bagi peningkatan pelaksanaan evaluasi hasil belajar iswa dalam mata pelajaran sosiologi.
2. Bagi Siswa
- Hasil penelitian ini dapat menjadi motivasi kepada siswa dalam mempelajari pelajaran sosiologi.
3. Bagi Peneliti
- Hasil penelitin ini bermanfaat untuk menjdi bahan bagi pengembangan diri kedepan.
F. TINJAUAN PUSTAKA
penelitian mengenai Pelaksanaa Evaluasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan memang sudah banyak dilakukan oleh peneliti terbukti dengan adanya beberapa hasil penelitian yang sudah ada. Berikut beberapa peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka.
Berdasarkan penelitian skripsi yang berjudul “ PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII D SMP 1 JEKULO KABUPATEN KUDUS” yang dilakukan oleh Noor Agistina diperoleh hasil penelitian yaitu: bahwa guru SMP Negeri 1 Jekulo Kudus telah melaksanakan penelitian dengan teknik dengan bentuk tes dan bentuk nono tes sesuai dngan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berdasarkan pedoman penilaian kelas. Selain itu guru-guru di SMP Negeri 1 Jekulo Kudus sudah banyak mengikuti seminar dan pelatihan mengenai KTSP, karena seminar dan pelatihan tentang sosialisasi KTSP banyak memberikan informasi kepada guru maupun pihak sekolah bagaimana pelaksanaan dan penerapan KTSP di sekolah. Para guru menilai semua kemampuan aspek yang dimiliki oleh siswa dengan menggunakan penilaian yang tepat, dan jenis tagihan yang dibebankan pada siswa berupa tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian. Pelaksanaan penilaian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan tidak hanya dilihat dari segi pengetahuan dan keterampilan sisiwa saja, tetapi ada pertimbangan nilai sikap dari siswa. Misalnya ada siswa mempunyai nilai yang bagus, tetapi siswa tersebut perilakunya tidak baik maka perlu diadakan pertimbangan dari guru seperti mengadakan pengurangan nilai. Data hasil penilaian guru dapat menjadi masukan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya, sedangkan bagi peserta didik hasil penilain dapat menjadi motivasi untuk belajar lebih baik sehingga dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Teknik penilaian tes yang digunakan hanya tes tertulis pilihan ganda, portofolio dan tugas kelompok. Pelaksanaan penilaian tidak hanya dilaksanakan selama proses pembelajaran saja, tetapi sebelum dan setelah proses pembelajaran juga dilaksanakan penilaian. Sebelum proses pembelajaran penilaian berupa penilaian pre tes dengan bentuk lisan. Selama proses tiap-tiap penilaiannya menggunakan teknik yang berbeda-beda. Di SMP Negeri 1 Jekulo Kabupaten Kudus tes tertulis digunkan guru untuk mengukur aspek kognitif. Yang diperoleh dari hasil tes tertulis kemudian diolah guru untuk mengetahui apakah siswa sudah tuntas atau belum. Dalam melaksanakan penilaian mata pelajaran Pkn, guru menggunakan acuan kriteria sekolah SMP Negeri 1 Jekulo Kudus yaitu dengan menentukan lulus atau tidaknya siswa. Untuk tugas rumah atau pekerjaan rumah yang guru sering berikan pada siswa sebagia tugas individu adalah mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Tujuan guru memberikan tugas rumah mengerjakan LKS adalah supaya siswa terlatih untuk belajar setelah atau seblum guru menyampaikan materi kepada siswa. Pada ulangan harian dilaksanakan setiap pokok pembahasan selesai. Pelaksanaan ulangan harian tergantung pada sedikitnya pokok bahasan. Selain melihat keaktifan siswa dalam mempresentasikan hasil laporan kelompoknya, guru juga menilai proses jalannnya diskusi kelompok siswa yang penilaiannya secara kelompok. Untuk penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu, misalnya guru memberikan satu masalah dalam artiikel dan siswa disuruh mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Sedangkan penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan dan wawancara. Pengamatan merupakan penilaian yang pengisiannya dilakukan sebelum mengajar, saat mengajar dan setelah mengajar. Aspek yang dinilai dalam pengamatan adalah ketekunan belajar, kerajinan atau kehadiran, kesopanan, keaktifan, ramah dan mengerjakan tugas dengan baik. Untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar guru mengadakan penilaian. Penilaian dari awal sampai akhir yang telah terkumpul kemudian ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasilnya dikembalikan kepada siswa agar siswa mengetahui sejauh mana kemampuan diri siswa dalam menguasai materi yang telah diberikan oleh guru.
Berdasarkan penelitian skripsi yang berjudul “ PELAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KELAS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS X DI SMA NEGERI DEMPET “ yang dilakukan oleh Khoiriyah diperoleh hasil penelitian bahwa di SMA N 1 Dempet sebelum melaksanakan penilaian guru terlebih dahulu menetapkan indikator pencapaian kompetensi: pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, penetapan teknik penilaian, pembuatan alat tes atau soal dan pedoman penskoran. Untuk mendukung persiapan tersebut guru diikutkan dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung seperti pelatihan, penataran maupun seminar. Jenid tagihan yang digunakan dalam penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan di SMA N 1 Dempet adalah tugas individu, tugas kelompok, portofolio, ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Tugas individu yang diberikan siswa adalah berupa tugas rumah, sedangkan tugas kelompok yang diberikan kepada siswa adalah bertujuan untuk menilai kemampuan kerja kelompok siswa dalam memecahkan suatu masalah. Jenis tagihan lain adalah ulangan harian. Ulangan harian dilaksanakan setiap pokok bahasan terselesaikan. Ulangan tengah semester atau mid semester merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah beberapa pokok bahasan selesai diajarkan pada siswa. Penilaian portofolio yang diberikan kepada siswa berupa kumpulan tugas-tugas dari siswa dalam periode tertentu yang dijadikan satu map atau bendel, tetpai pelaksanaan penilaian portofolio belum dilaksanakan secara maksimal karena hanya melihat tugas tugas siswa dari LKS saja. Pelaksanaan penilaian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya melihat dari segi pengetahuan dan keterampilan dari siswa saja, tetapi ada pertimbangan nilai sikap dari siswa. Misalnya ada siswa yang nilainya bagus namun sikap dan tingkah laku tidak baik atau sebaliknya, maka perlu diadakan pertimbangan dari guru seperti mengadakan pengurangan atau penambahan nilai. Persiapan pelaksanaan tes tertulis guru memmbuat kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan materi yag akan diujikan dan instrumen penilaiannya. Persiapan penilaian non tes dengan tehnik pengamatan adalah guru menyusun lembar pengamatan dengan menuliskan daftar atau aspek yang akan diamati. Pengamatan dilakukan pada saat pelajaran dan setelah pelajaran berakhir. Untuk penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu, misalnya guru memberikan satu masalah dalam bentuk artikel atau surat kabar, kemudian siswa disuruh untuk mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menekankan pada pengetahuan konsep dan pemahaman konsep yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat, sehingga siswa diharapkan mempunyai kemampuan baik afektif, kognitif maupun psimotor.
Berdasarkan penelitian yang berjudul “ PELAKSAANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKN DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKALONGAN” yang dilakukan oleh Dwi Yuliani diperoleh hasil bahwa untuk mengetahui perkembangan kemampuan dan pemahaman siswa haruslah menentukan jenis tagihan yang dibebankan kepada siswa terlebih dahulu adalah berupa tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Hasil analisis guru dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya dapat digunakan guru sebagai umpan balik untuk memantau proses dan kemajuan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan analisa hasil penilaian hasil belajar diperlukan adanya pelaporan hasil belajar kepada pimpinan satuan pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai yang diperoleh siswa telah sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Sehingga apabila ada kendala maupun ketidaksesuaian dengan kompetensi yang ingin dicapai maka pihak sekolah dapat mengambil suatu kebijakan untuk mengatasinya. Dalam perencanaan penilaian guru mata pelajaran menyusun pengembangan sistem penilaian dan perangkat pembelajaran, menentukkan teknik dan yang tidak kalah penting menentukan kriteria kelulusan minimal (KKM). Setelah guru membuat perencanaan penilaian kemudian guru melaksanakan penilaian terlebih dahulu menentukan alat penilaian dan jenis tagihan yang disesuaikan dengan materi yang sedang atau diajarkan kepada siswa. Pelaksanaan penilain hasil belajar menggunakan enam alat penilaian yaitu tes tertulis, tes penampilan, penugasan (proyek), penilaian produk, penilaian diri serta penilaian portofolio. Namun pada kenyatannya penilaian yang digunakan hanya mencangkup tiga teknik penilaian antara lain penilaian sikap, penilaian produk, penilaian penugasan dan tes tertulis.
G. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Evaluasi Kelas
Evaluasi adalah suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi, menganalisa dan menginterpreasikan informasi-informasi tersebut untuk mengambil keputusan (Depdiknas, 2004:4). Istilah evaluasi atau penilaian menurut Tyler (dalam Arikunto, 2006:3) bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalm hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan tercapai. Sigalingging (2003:2) menyatakan bahwa evaluasi adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk dan penilaian bersifat kualitatif. Roestiyah N.K.dkk.(1982) dalam bukunya “Masalah-Masalah Ilmu Keguruan” menyebutkan 4 pengertian evaluasi yaitu sebagai berikut:
- Evaluasi adalah proses memahami atau memmberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambilan keputusan.
- Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapasitas siswa guna mengetahui sebab akibat dalam hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampun belajar.
- Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.
- Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan aau apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang telah diharapkan.
Evaluasi atau penilaian pembelajaran biasanya dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan ulangan harian dan ulangan umum. Hamali (2001:159) mengemukakan bahwa evaluasi atau penilaian adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengelolaan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Tujuan evakuasi yang dilakukan guru hendaknya diarahakan pada 4 tujuan yaitu:
- Penelusuran yaitu untuk menelusuru agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.
- Pengecekan yaitu mengoreksi apakah ada kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran.
- Pencarian yaitu unutk mencari untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
- Penyimpulan yaitu menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum atau belum (Majid, 2005:187).
Evaluasi kelas yang disusun secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi diantaranya:
1. Fungsi Motivasi
Adalah penilaian yang dilakukan oleh guru kelas harus mendorong motivasi belajar siswa untuk belajar.
2. Fungsi Belajar Tuntas
Adalah penilaian kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa.
3. Fungsi Indikator Efektivitas Pengajaran
Adalah melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil.
4. Fungsi Umpan Balik
Adalah hasil penilaian harus dianalis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru (Majid. 2005:188).
C. Jenis-jenis Evaluasi dan Penggunaanya
Menurut caranya evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Evaluasi atau Penelitian Kuantitatif
Adalah penilaian yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk angka-angka. Aspek kognitif (pemahaman siswa) biasanya dinilai secara kuantitatif.
2. Evaluasi atau Penilaian Kualitatif
Adalah penilaian yang biasanya diwujudkan dalam bentuk kaliamat atau pernyataan seseorang tenteng baik buruknya suatu hal yang dinilai.
Menurut tekniknya, penilaian dibedakan menjadi 2 macam yaitu tes dan nono tes.
1. Teknik Tes
Anastari dalam (Sudijono, 2006:66) menyatakan bahwa tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar y6ang obyektif, sehingga dapat digunakan secara meluas serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis, tingkah laku indidu.
2. Teknik Non Tes
a. Pengamatan
Adalah menghimpun data dengan pengamatan dan pencatatan secra sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan, biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan. Observasi dapt menilai ntingkah laku siswa saat guru menyampaikan pelajaran.
b. Wawancara
Adalah proses pengumpulan data dengan cara melakukan Tanya jawab lisan antara pewawancara dengan terwawancara dengan arah suatu tukuan yang tlah ditentukan.
3. Angket
Angket dapat digunakan sebagai alat dalam pelaksanaan evaluasi.
4. Pemeriksaan Dokumen
Evaluasi mengenai kemajuan peserta didik juga dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap dokumen, misalnya mengenai riwayat hidup orang tua peserta didik, lingkungan tempat peserta didik lahir dan dibesarkandan lain sebagainya (Sudijono, 2006:76-91).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalm pelaksanaan evaluasi mata pelajaran sosiologi:
1. Penilain Aspek Kognitif
Aspek kognitif dalam mata pelajaran sosiologi ini berhubungan dengan pengetahuan. Aspek ini cocok untuk dimensi pengetahuan penilaian yang cocok digunakan untuk menilai aspek ini adalah penilaian tertulis dengan bentuk pilihan ganda dan uraian.
2. Penilaian Aspek Afekktif
Aspek afektif dalam pelajaran ini behubungan dengan perasaan, sikap dan penghayatan terhadap nilai-nilai. Aspek ini cocok untuk dimensi watak atau karakter sosiologi. Penilaian yang tepat digunakan untuk mengukur aspek sikap adalah dengan penilaian sikap yang berupa daftar cek.
3. Penilaian Aspek Psikomotorik
Aspek Psikomotorik dalam mata pelajaran ini adalah berhubungan dengan keterampilan melakukan sesuatu. Aspek inicocok digunakan untuk dimensi keterampilan sosiologi. Instrumen yang cocok digunakan untuk mengukur aspek ini adalah diskusi, simulasi, dan laporan kegiatan siswa diluar sekolah yang menunjang kegiatan belajarnya.
D. Belajar dan Pembelajaran
1) Pengertian Belajar
Belajar dalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman (Darsono, 2004:4). Perubahan sebagi hasil proses belajar dapat dilanjutkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Perubahan tingkah laku baik dalam aspek keterampilan, dari tidak dapat melakukan perbuatan tertentu menjadi terampil yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
2) Prinsip Belajar
Prinsip belajar dipakai sebagai dasar upaya pembelajaran baik bagi siswa yang meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan belajarnya. Prinsip belajar tersebut antara lain:
3) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalanm kegiatan belajar, perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila pelajaran sesuai dengan kebutuhan seseorang, sedngkan motivasi adalah tenaga yang menggerakkan aktivitas seseorang (Dimiyanti, 2002:43).
4) Keaktifan
Dalam proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beranekaragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik, misalnya saja membaca, mendengar dan menulis. Kegiatan praktis contohnya mengumpulkan hasil percobaan, membandingkan suatu konsep dengan konsep lain dan kegiatan psikis lainnya (Dimiyanti, 2002:44).
E. Ciri-Ciri Belajar
Adalah sifat atau landasan yang khas yang dimiliki oleh perbuatan belajar. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
- Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan dipakai sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolak ukur keberhasilan belajar.
- Belajar merupakan pengalaman sendiri yang tidak dapat diwakilkan pada orang lain, jadi belajar bersifat individual.
- Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan, jadi individu harus aktif diharapkan pada suatu lingkungan tertentu.
- Belajar melibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar (Darsono, 2000:30-31).
F. Hasil Belajar
Adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima belajarnya (Sudjana, 2004:18), sedangkan menurut Anni dkk (2007:5) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak factor. Menurut Muhibbin dalam Hidayati (2007:7) faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Faktor Internal
Yaitu faktor yang berasal dari diri siswa yang terdiri darai 2 aspek yaitu, aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), misalnya kondisi sakit-sakitan atau cacat apad fisik dan aspek psikologis(yang bersifat rohaniah), misalnya kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan emosi.
b. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain kondisi lingkungn sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan social contohnya guru, staf administrasi, dan teman-teman sekolahnya. Faktor non sosial contohnya gedung sekolah, alat-alat belajar, keadaan cuaca saat belajar.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
G. Pengertian Pembelajaran
Adalah suatu kesatuan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kea rah yang lebih baik (Darsono, 2004:24). Pembelajaran terjemahan dari kata instruction. Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang bersifat teaching. Beberapa teori belajar yang mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut:
- Usaha guru membentuk tinkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi bimbingan stimulus dengan tingkah laku belajar.
- Cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar mengalami apa yang dipelajari.
- Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajari sesuai dengan minat dan keterampilan (Sugandi, 2004:9).
H. KERANGKA BERPIKIR
Pelakasanaan Evaluasi |
Segi Pengetahuan |
Segi Keterampilan |
Tugas Individu |
Tugas Kelompok |
Ulangan Harian |
Ulangan Akhir Semester |
Laporan Hasil Belajar Siswa |
I. METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Metode penelitian mempunyai arti dan peran yang sangat menentukan dalam penelitian, karena dengan metode yang tepat suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dipercaya.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilakn data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif selalu bersifat deskritif artinya data yang dianaliasis berbentuk deskriptif fenomena, tidak berupa angka-angka. Data yang terkumpul selalu berbentuk kata-kata tulisan yang mencangkup catatan, laporan dan foto.
Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu (Arikunto, 2006:142). Studi kasus sebagai metode penelitian melihat bagaimana peneliti dapat belajar tentang pengetahuan proporsional dan eksperimental (pengalaman. Pengetahuan proporsional menunjuk pada deskripsi tentang kasus yang telah diasimilasikan dalam pikiran peneliti, sehingga terwujud dalam paparan tekstual yang unik, kaya, spesifik dan kaang-kadang bernada emosional. Pengetahuan ekspiremental lebih mengacu pada fakta-fakta, data-data dan informsi actual yang dikumpulkan dalam bentuk narasi atau cerita yang menggambarkan suatu keadaan kasus (Salim, 2001:100).
B. Lokasi Penelitian
Penetapan lokasi penelitian sangat penting dalam rangka mempertanggungjawabkan data yang diperoleh dan memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian. Oleh karena itu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SMA N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang melaksanakan penilaian atau evaluasi pembelajaran. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pokok persoalan apa yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian, yang menjadi fokus penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan pengevaluasian atau penilaian kelas mata pelajaran Sosiologi di SMA N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
2. Hambatan-hambata apa saja yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan penilaian kelas mata pelajaran Sosiologi di SMA N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
3. Sumber Data Penelitian
Sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moeleong dalam Lofland dan Loflad, 1984:47).
Sumber data subyek dimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002:107). Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Orang atau Informan
Informan yaitu sumber data yang bisa memberikan data yang berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket (Arikunto, 2002:70). Dalam penelitian ini yang dijadikan orang sebagai informan adalah Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, Guru mata pelajaran Sosiologi SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalonan dan siswa SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
2. Tempat
Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain. Sedangkan bergerak misalnya aktivitas, laju kendaraan, ritme kegiatan belajar mengajar dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini tempat yang diam yaitu ruangan kelas sedangkan tempat yang bergerak adalah kegiatan belajar mengajar siswa SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
3. Paper ( simbol)
Yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,angka, gambar atau simbol-simbol lain.
Dalam penelitian ini paper adalah sumber tertulis berupa soal dan tugas yang digunakan guru untuk melaksanakan penelitian.
4. Dokumen
Dokumen adalah setiap bahan tertulis atau pun film (Moeloeng, 2002:161). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa soal-soal tes dan tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam rangka penelitian, penelitian ini disamping menggunakan metode pengumpulan yang tepat juga perlu memiliki teknik dan alat pengumpulan data yang relevan (Rachman, 1999:71). Pengumpulan data akan berpengaruh pada langkah-langkah berikutnya sampai pada tahapan penarikan kesimpulan. Karena sangat pentingnya proses pengumpulan data ini, maka diperlukan teknik yang benar untuk memperoleh data yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya kebenarannya. Sehubungan dengan hal-hal di atas, pada penelitian ini proses pengumpulan data akan digunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara.
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampakl pada objek penelitian (Arikunto, 2002:28). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan pada objek ditempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama obyek yang diselidiki. Pencatatn dilakukan menurut urutan kejadian dan waktu yang dilakukanterus-menerus.
Berkaitan dengan jelas observasi yang digunakan, peneliti menggunakan metode observasi langsung di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pengamatan dilakukan secara langsung ditempat obyek yang diamati adalah pelaksanaan penilaian kelas pada mata palajaran Sosiologi di SMA N egeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, notulen dan sebagainya (Arikunto, 20022:36).dalam penelitian ini yang dijadikan dokumen sumber adalah nilai dari siswa meliputi nilai tes sumatif, tes formatif, nilai tugas terstruktur dan catatan perilaku harian siswa. Serta program tahunan (prota), program semester (promes), silabus, RPP, dan lembar penilaian siswa
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara ayng digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tenya jawab sepihak (Arikunto, 2002:27). Wawancara dalam penelitian ini digunakan penulis untuk mencarihambatan-hambata apa saja yang dihadapi oleh guru di sekolah.
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode wawancara langsung. Metode wawancara ini berupa interview secara mendalam kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran sosiologi dan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh keterangan tentang pelaksanaan penilaian kelas pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
E. Prosedur penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membagi dalam tiga tahap penelitian yaitu tahap pra lapangan, pekerjaan lapangan, dan analisa data.
1. Pada tahap pra lapangan, peneliti mempersiapkan segala macam yang dibutuhkan peneliti sebelum terjun dalam kegiatan penelitian yaitu:
a. Menyusun rancangan penelitian dan instrument penelitian.
b. Memburt surat penelitian.
c. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
2. Pada tahap kedua yaitu pekerjaan lapangan, peneliti melakukan observasi mengenai gambaran umum sekolah SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, yang meliputi keadaan fisik sekolah, visi dan misi dan lain-lain.
3. Pada tahap ketiga yaitu tahap analisa data, semua data yang diperolah dilapangan dianalisis dan dicek kebenarannya. Dalam tahap ini peneliti akan mendeskripsikan tentang pelaksanaan penilaian berbasis kelas mata pelajaran sosiologi dan hambatan-hanbatan yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
F. Metode Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskripitif kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa gambar, kata-kata dan bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk mencari gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan sebagainya (Moeloeng, 2006:110).
Analisis data yang digunakan dalam penelian ini adalah metode analisis interaksi, dimana komponan reduksi data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka komponen analisis (reduksi data, sajian data, kesimpulan atau verifikasi) berinteraksi (Rachman, 1991:110).
Tahap tahap yang dilakukan oleh peneliti dilapangan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Data-data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dikumpulkan untuk kemudian dipilih yang akan digunakan untuk dianalisis.
2. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhaatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis dilapangan.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah menyusun sekumpulan informasi yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian data yang dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padau dan mudah diraih misalnya dituangkan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan.
4. Penarikan Kesimpulan dan Saran
Penarikan kesimpulan adalah kegiatan mencari arti, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat dan proposisi. Dalam penarikan kesimpulan harus didasarkan pada sajian data. Maka peneliti menggali kembali pada catatan dari lapangan. Apabila catatan itu tidak ditemukan, maka peneliti kembali mengumpulkan data yang perlu dilakukan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Rohani,Achmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta
Khoiriyah. 2009. Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Di SMA N 1 Dempet. Skripsi Unnes.
Yuliani, Dwi. 2009. Pelaksnaan Penilaian Hasil Belajar Mata Pelajaran PKN Di SMA N Se-Kota Pekalongan. Skripsi Unnes
Agustina, Noor. 2009. Pelaksanaan Penilaian Kelas Pada Pembelajaran Kewarganegaraan Kelas VIII Di SMP 1Jekulo Kabupaten Kudus. Skripsi Unnes.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar