Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada zaman penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang di Indonesia. Dan ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural. Uraian berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.
Jantungku Sosiologiku
Jumat, 06 Januari 2012
Sosiologi Terapan
Memerangi ketidakadilan sosial sepanjang sejarah kemanusiaan selalu menjadi tema menarik dan tetap akan menjadi tema penting dalam setiap pemikiran dan konsepsi tentang kemasyarakatandi masa mendatang. Sejarah manusia dalam memerangi ketidakadilan social telah melahirkan analisis dan teori sosial yang hingga saat ini masih berpengaruh dalam membentuk sistem kemasyarakatan umat manusia.
Bab IV
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural karena terdiri atas bermacam-macam suku bangsa dengan perbedaan adat istiadat, kebudayaan, agama, sistem sosial, dan bahasa daerah. Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk berpotensi untuk menimbulkan konflik dan persoalan integrasi nasional.
Bab II
Konflik dan Integrasi
Sosial dalam Masyarakat
A. Konflik Sosial
Konflik merupakan salah satu bagian dalam interaksi sosial yang berbentuk disosiatif. Konflik ini jika dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan serta tidak segera ditangani akan menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial suatu bangsa. Suatu keadaan yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan kepentingan
Bab III
Mobilitas Sosial
A. Mobilitas Sosial
1. Pengertian
Mobilitas sosial dapat juga diartikan sebagai gerak sosial. Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan seseorang ataupun sekelompok warga dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain.
Ahli sosiologi mengartikan mobilitas menurut pendapat mereka masing-masing.
a. Horton dan Hunt mengartikan mobilitas sosial sebagai gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Perpindahan kelas sosial ini dapat diartikan sebagai peningkatan maupun penurunan.
b. Kimball Young mendefinisikan mobilitas sosial cenderung kepada tujuannya. Menurutnya, tujuan mobilitas sosial adalah memperoleh keterangan tentang kepantasan struktur sosial suatu masyarakat tertentu. Misalnya, mendapatkan status pegawai negeri sipil.
2. Jenis-Jenis Mobilitas Sosial
Pada dasarnya jenis mobilitas sosial dibedakan menjadi mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal.
a. Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal berarti perpindahan kedudukan secara mendatar atau perpindahan dalam lapisan yang sama. Dengan kata lain, perpindahan kedudukan individu atau objek-objek sosial lainnya dari satu kelompok sosial lainnya yang sederajat. Jadi, tidak terjadi perubahan derajat atau kedudukan seseorang dalam mobilitas horizontal ini.
Bab V
Perbedaan dalam Masyarakat Multikultural
A. Keragaman di Masyarakat
1. Ras
Pembedaan masyarakat berdasarkan ras bisa didasarkan atas perbedaan ciri-ciri fisiknya. Ras merupakan konsep biologis, bukan kebudayaan. Ciri-ciri yang dikemukakan dalam diferensiasi ras adalah ciri-ciri yang menurun. Mengenai diferensiasi berdasar ras banyak permasalahan yang muncul dari situ. Pada zaman imperialisme dan kolonialisme, diferensiasi sosial berdasarkan ras digunakan untuk mengukur tinggi rendah seseorang atau kelompok dalam masyarakat. Kasus-kasus tersebut, antara lain sebagai berikut.
Bab I
Bentuk-Bentuk Struktur Sosial
A. Struktur Sosial
1. Soerjono Soekanto
Struktur sosial menurut Soerjono Soekanto berarti organisasi yang berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial. Struktur sosial mengacu pada hubungan yang lebih mendasar. Selain itu, hubungan tersebut memberikan bentuk dasar pada pola kehidupan masyarakat yang memberikan batas-batas pada tindakan-tindakan yan sifatnya kelompok atau dalam organisasi. Dalam masyarakat terdapat orang-orang dengan ciri-ciri fisik yang berbeda. Amati tempat tinggalmu atau temanteman sekolahmu. Mungkin ada yang berasal dari suku berbeda, ada orang tuanya berprofesi berbeda atau tingkat pendidikan yang berbeda pula. Kita harus bersatu dengan bertenggang rasa agar tercipta kehidupan yang aman dan damai.
2. Raymond Flirth
2. Raymond Flirth
Struktur sosial menurut Flirth, merupakan suatu pergaulan hidup manusia yang meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan lembagalembaga di mana orang-orang tersebut ambil bagian. Terbentuknya masyarakat sebagai suatu sistem sosial terdiri atas struktur sosial (kedudukan dan peranan sosial) serta proses-proses sosial (sosialisasi dan pengendalian sosial).
Sedangkan yang dimaksud sistem sosial adalah serangkaian kegiatan berupa tindakan yang dilakukan oleh seseorang baik selaku individu maupun selaku kelompok dalam melakukan interaksi antarsesamanya.
Langganan:
Postingan (Atom)