Jumat, 06 Januari 2012

Bab II
Konflik dan Integrasi
Sosial dalam Masyarakat
A. Konflik Sosial
Konflik merupakan salah satu bagian dalam interaksi sosial yang berbentuk disosiatif. Konflik ini jika dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan serta tidak segera ditangani akan menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial suatu bangsa. Suatu keadaan yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan kepentingan
1. Pengertian
a.      Berstein (1965)
Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.
b.      Robert M.Z. Lawang
Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
c.       Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya sekadar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.
2. Bentuk-Bentuk Konflik
a.      Konflik Pribadi
Konflik pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi. Konflik pribadi tidak jarang terjadi antara dua orang sejak mulai berkenalan. Biasanya hal itu terjadi jika sejak awal di antara mereka sudah tidak ada rasa simpati dan tidak saling menyukai. Akan tetapi, tidak jarang pula terjadi konflik di antara dua orang yang sudah lama saling kenal dan menjalin hubungan baik. Dalam perjalanan hubungan persahabatan itu terjadi konflik yang tidak bisa disatukan.
b.      Konflik Rasial
Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan.. Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya. Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan yang terkenal dengan politik apartheid. Konflik ini terjadi antara golongan kulit putih yang merupakan kelompok penguasa dan golongan kulit hitam yang merupakan golongan mayoritas yang dikuasai.
c.       Konflik Politik
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam masyarakat. Masalah politik sering mengakibatkan konflik antarmasyarakat. Konflik politik merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negara-negara yang berdaulat. Konflik politik pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963.
d.      Konflik Antarkelas Sosial
Konflik antarkelas sosial merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu terjadi umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut. Misalnya, antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji dari karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.
e.       Konflik Internasional
Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan. Banyak kasus terjadinya konflik internasional sebenarnya bermula dari konflik antara dua negara karena masalah politik atau ekonomi. Konflik berkembang menjadi konflik internasional karena masing-masing pihak mencari kawan atau sekutu yang memiliki kesamaan visi atau tujuan terhadap masalah yang dipertentangkan. Dengan demikian, terjadilah konflik internasional.


3. Penyebab Konflik dan Dampaknya dalam Masyarakat
a.       Perbedaan pendirian dan keyakinan orang per orang yang menyebabkan konflik antarindividu. Dalam hal ini masing-masing pihak berusaha membinasakan lawan baik fisik maupun pikiran-pikiran dan ide yang tidak disetujuinya.
b.      Perbedaan kebudayaan akan menimbulkan konflik antarindividu bahkan antar kelompok. Perbedaan kebudayaan memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
c.       Perbedaan kepentingan. Hal itu terjadi karena masing-masing pihak berusaha mengejar tujuan untuk memenuhi kebutuhan masingmasing yang berbeda. Konflik karena perbedaan kepentingan inidalam rangka  memperebutkan kesempatan dan sarana.
d.      Perubahan sosial yang cepat akan mengakibatkan disorganisasi dan perbedaan pendirian.
e.       Bentrokan antarkepentingan, antara lain karena masalah ekonomi, sosial, politik, dan hukum.
f.       Ketidakadilan dalam masyarakat.
g.      Terkikisnya nilai-nilai kebersamaan dan keharmonisan.
Proses sosial dalam masyarakat ada juga yang dapat menyebabkan konflik. Proses sosial yang menyebabkan atau berpeluang menimbulkan konflik adalah persaingan dan kontravensi. Untuk lebih jelasnya, kita pelajari dahulu tentang persaingan dan kontravensi.
a.      Persaingan (Competition)
Dalam persaingan individu atau kelompok berusaha mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum. Cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu adalah dengan menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Jika dikelompokkan, ada dua macam persaingan, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan tidak pribadi atau kelompok. Persaingan pribadi merupakan persaingan yang dilakukan orang per orang atau individu untuk memperoleh kedudukan dalam organisasi. Persaingan kelompok, misalnya terjadi antara dua macam perusahaan dengan produk yang sama untuk memperebutkan pasar di suatu wilayah.
Berikut ini adalah beberapa fungsi persaingan:
o   alat untuk mengadakan seleksi atas dasar jenis kelamin dan sosial;
o   menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif;
o   jalan untuk menyalurkan keinginan, kepentingan, serta nilai-nilai yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian sehingga tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
o   Persaingan dalam segala bentuknya akan menghasilkan hal-hal yang bersifat positif maupun negatif.
Hal-hal positif  yang dihasilkan dengan adanya persaingan, antara lain makin
kuatnya solidaritas kelompok, dicapainya kemajuan, dan terbentuknya kepribadian seseorang.
1)      Makin Kuatnya Solidaritas Kelompok
Persaingan yang dilakukan dengan jujur akan menyebabkan individu saling menyesuaikan diri dalam hubungan sosialnya. Dengan demikian, keserasian dalam kelompok akan tercapai. Hal itu bisa tercapai apabila persaingan dilakukan dengan jujur.
2) Dicapainya Kemajuan
Persaingan akan lebih banyak dijumpai pada masyarakat yang maju dan berkembang pesat. Untuk itu, individu yang berada dalam masyarakat tersebut harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Persaingan akan menyebabkan seseorang terdorong untuk bekerja keras supaya dapat berperan dalam masyarakat.
3) Terbentuknya Kepribadian Seseorang
Persaingan yang dilakukan dengan jujur dapat menimbulkan tumbuhnya rasa sosial dalam diri seseorang. Namun sebaliknya, persaingan juga bisa menimbulkan hal yang negatif, yaitu terciptanya disorganisasi. Adanya disorganisasi karena masyarakat hampir tidak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dan melakukan reorganisasi saat terjadi perubahan. Hal itu disebabkan karena perubahan yang terjadi bersifat cepat atau revolusi.
b.      Kontravensi
Kontravensi berasal dari bahasa Latin, contra dan venire yang berarti menghalangi atau menantang. Kontravensi merupakan usaha untuk menghalang-halangi pihak lain dalam mencapai tujuan. Tujuan utama tindakan dalam kontravensi adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Hal itu dilakukan karena rasa tidak senang atas keberhasilan pihak lain yang dirasa merugikan. Namun demikian, dalam kontravensi tidak ada maksud untuk menghancurkan pihak lain.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker ada lima macam bentuk kontravensi.
1)      Kontravensi umum, antara lain dilakukan dengan penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalanghalangi, protes, gangguan-gangguan, dan kekerasan.
2)      Kontravensi sederhana, antara lain dilakukan dengan menyangkal pernyataan pihak lain di depan umum, memakimaki orang lain melalui selebaran, mencerca, dan memfitnah.
3)      Kontravensi intensif, antara lain dilakukan dengan menghasut, menyebarkan desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
4)      Kontravensi rahasia, antara lain dilakukan dengan pengkhianatan dan mengumumkan rahasia pihak lain.
5)      Kontravensi taktis, antara lain dilakukan dengan mengejutkan lawan dan mengganggu pihak lain.
4. Dampak Terjadinya Konflik
a.       Bertambahnya solidaritas intern dan rasa in group suatu kelompok. Apabila terjadi pertentangan antarkelompok, solidaritas antaranggota masing-masing kelompok akan meningkat sekali. Solidaritas di dalam suatu kelompok yang pada situasi normal sulit dikembangkan akan
b.      berlangsung meningkat pesat saat terjadinya konflik dengan pihak-pihak luar.
c.       Memudahkan perubahan kepribadian individu. Hal itu terjadi apabila ada konflik-konflik antarkelompok. Individu-individu dalam tiap-tiap kelompok akan mengubah kepribadiannya untuk mengidentifikasikan dirinya secara penuh dengan kelompoknya.
d.      Goyah dan retaknya persatuan kelompok apabila terjadi
e.       Menurut teori konflik dari Dahrendrof dan Berge dinyatakan bahwa konflik dapat memberikan sumbangan terhadap integrasi. Begitu pula sebaliknya, integrasi dapat melahirkan konflik.
f.       Menimbulkan dampak psikologis yang negatif, seperti perasaan tertekan sehingga menjadi siksaan terhadap mentalnya, stress, kehilangan rasa percaya diri, rasa frustasi, cemas, dan takut. Hal ini dapat terjadi pada pribadi-pribadi individu yang tidak tahan menghadapi situasi konflik.
g.      Mematikan semangat kompetisi dalam masyarakat karena pribadi yang mendapat tekanan psikologis akibat konflik cenderung pasrah dan putus asa.
h.      Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. Hal tersebut terjadi apabila konflik telah mencapai pada tahap kekerasan, seperti perang. Bentrok antarkelompok
i.        masyarakat, dan konflik antarsuku bangsa.
j.        Munculnya akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
                        Keadaan tersebut akan muncul apabila ada tanda-tanda sebagai berikut.
1)         Akomodasi akan muncul apabila kekuatan pihak-pihak yang bertentangan seimbang.
2)         Dominasi akan muncul apabila terjadi ketidakseimbangan antara kekuatan-kekuatan pihak yang mengalami konflik.
3)         Munculnya kekuatan-kekuatan dari pihak yang mendominasi konflik akan menyebabkan takluknya salah satu pihak terhadap kelompok pemenang.
C. Penyelesaian Konflik
1. Konsiliasi (Conciliation)
Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginankeinginan dari pihak-pihak yang mengalami konflik demi tercapainya tujuan bersama. Konsiliasi akan terwujud apabila ada peranan lembaga-lembaga tertentu dalam masyarakat. Lembaga tersebut harus berfungsi efektif sebagai pengendali konflik.
2. Mediasi (Mediation)
Mediasi merupakan cara pengendalian konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga sebagai penasehat yang tidak memihak. Pihak ketiga dalam mediasi sifatnya netral. Tugas utama pihak ketiga adalah untuk mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Pihak ketiga hanya sebagai penasihat dan tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan terhadap penyelesaian konflik. Sekalipun nasihat-nasihat pihak ketiga tersebut tidak mengikat pihak-pihak yang terlibat konflik, namun mediasi terkadang menghasilkan penyelesaian yang cukup efektif.
3. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan bentuk penyelesaian konflik yang menggunakan jasa penengah. Arbitrasi adalah suatu usaha penyelesaian konflik yang dilakukan dengan bantuan pihak ketiga. Seperti halnya dalam mediasi, pihak ketiga dalam arbitrasi juga dipilih oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Perbedaannya, jika dalam mediasi, pihak ketiga hanya mempertemukan pihak yang terlibat konflik. Sedangkan dalam arbitrasi, pihak ketiga sebagai perantara yang mempertemukan kehendak kompromistis pihak yang terlibat konflik. Sebagai penengah, mereka menyelesaikan konflik dengan membuat keputusan-keputusan penyelesaian atas dasar ketentuan yang telah ada.
D. Integrasi Sosial
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsurunsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut. Individu-individu dalammasyarakat yang semula terkotak-kotak, berbeda- beda bahkan bersaing atau bertentangan menjadi rukun, bersatu, dan selaras baik dalam hal kepentingan-kepentingan hidup.
Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya integrasi sosial adalah sebagai berikut.
1)      Adanya unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan sosial, misalnya tata susunan masyarakat organisasi sosial dan sistem pengetahuan.
2)      Adanya proses penyesuaian dari unsur-unsur yang berbeda dan tiaptiap unsur tersebut saling menyesuaikan.
3)      Terciptanya pola kehidupan yang serasi fungsinya dalam masyarakat sebagai akibat adanya proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga timbul adanya rasa kesatupaduan dalam masyarakat.
Suatu integrasi sosial dikatakan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.       seluruh anggota masyarakat merasa bahwa mereka saling mengisi kebutuhan dan tidak saling merintangi atau merugikan;
b.      terdapat konsensus antarkelompok mengenai normanorma sosial yang memberi arah pada tujuan yang dicitacitakan dan menjadi kajian bagi cara dan upaya untuk mewujudkannya.

1 komentar:

  1. Wah keren sekali tulisannya, aku suka. Kamu hobi baca buku? Butuh rekomendasi novel menarik.

    Baca dulu ulasan dari MantuIdaman Blog berikut

    - Alias Harga Untuk Sebuah Kematian
    - Antologi Fiksi Suker
    - Kau Begitu Sempurna
    - Novel MR Innocent

    Salam hangat, dari
    Latifah

    BalasHapus