Kamis, 01 Desember 2011

DORONGAN REMAJA PUTRI BERPERILAKU MEROKOK



Teknologi telah berkembang demikian pesatnya dalm kehidupan modern saat ini. Manusia berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dn mengikuti setiap trend yang sedang berkembang dalam masyarakat, tidak terkecuali di dalamnya adalah sosok remaja putri. Agar tidak dikatakan kuper oleh teman sebayanya terkadang remaja putrid ikut-ikutan melakukan perbuatan yang dianggap sedang trend dalam pergaulannya, tanpa berpikir panjang akan konsekuensi dari perbuatan atau perilaku tersebut.
Perubahan jaman yang serba modern ini menyebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak perilaku tetanam pada diri remaja berasal dari budaya barat. Terkadang mereka sendiri juga tidak memahami bahwa perilaku tersebut sangat bertentangan dengan budaya masyarakat Indonesia, terutama masyarakat jawa.
Merokok merupakan suatu hal yang sangat umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pengetahuan tentang bahaya merokok dan kerugian yang ditimbulkan oleh tingkah laku merokok, namun perilaku ini tetap saja dilakukan. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun di pihak lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk, baik si perokok maupun orang-orang di sekitarnya. Setiap kali menghisap rokok, seorang perokok sama saja dengan memasukkan aneka rupa racun ke dalm tubuhnya. Tidak mengherankan jika banyak orang yang meninggal karena terlalu banyak merokok. Mereka toidak menyadari bahwa nikotin yang dihisap akan larut dalam darah sampai ke otak. Meskipun  rokok mempunyai dampak yang begitu besar bagi kesehatan, ternyata rokok masih banyak diminati oleh para remaja.
Di Indonesia remaja mulai merokok paa umur yang sanagt muda. Remaja putra banyak 6yang menjadikan merokok sebagai suatu kebiasaan yang menyenangkan dan penuh kenikmatan, bahkan mereka sendiri sering merasa sulit untuk meninggalkan rokok. Meskipun lingkungan lebih menerima remaja putra berperilaku merokok, tetapi pada kenyataannya di lingkungan masyarakat Indonesia pun perilaku ini juga dilakukan oleh remaja putri. Para remaja putrid ini dengan santainya terlihat merokok menikmati suasana, tidak merasa malu lagi meskipun dilakukan di tempat umum, seperi mall, restoran, taman kota maupun tempat-tempat hiburan. Secara etika, merokok termasuk perbutan buruk. Merokok pantasnya hanya untuk konsumsi dunia hiburan dan kehidupan malam serta orang-orang yang mengalami stress (muchtar, 2005:56-57). Menurut Nurgoho (2006:10), budaya bangsa kita, terutama budaya jawa yang menjunjung tinggi norma, belum bisa menerima fenomena bahwa wanita memiliki kebiasaan merokok. Meskipun berbagai label buruk, larangan-larangan dan juga perkataan tak senonoh kerap dirasakan oleh remaja putri perokok, mereka tetap saja mempertahankan kebiasaan merokoknya. Tentu ada dorongan yang begitu kuat, sehingga merek sanggup menjalani kehidupan denagn memilih rokok sebagai salah satu alternative mencapai kenyamanan dan kenikmatan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat di rumuskan permasalan sebagai berikut:
1.      Apakah yang mendorong remaja putrid berperilaku merokok?
2.      Apakah yang didapatkan remaja putrid dari merokok?
3.      Bagaimana pandangan masyarakat terhadap remaja putrid yang merokok?
4.      Bagaimana penyesuaian social remaja putrid yang merokok?

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah:
1.      Mendeskripsikan hal-hal yang mendorong remaja putrid berperilaku merokok.
2.      Mendeskripsikan hal-hal yang didapatkan remaja putrid darimerokok.
3.      Mendeskripsika pandangan masyarakat terhadap remaja putrid yang merokok.
4.      Mendeskripsikan penyesuaian social remaja putrid yang merokok.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Memberi sumbangan pada pengembangan ilmu pendidikan, khususnya bidang psikologi dala hal perilaku merokok pada remaja putri.

2.      Manfaat Praktis
·         Bagi remaja putri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat member informasi bagi para remaja putrid mengenai gambaran perilaku merokok di kalangan remaja putrid serta dampak yang diperoleh dari perilaku merokok tersebut.
·         Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi keluarga, khususnya orang tua agar senantiasa merawat, menjaga dan mengawasi perilaku remaja putrinya sebagai upaya menghindarkan mereka dari perilaku-perilaku yang tidak semestinya dilakukan di usia remaja, termasuk perilaku merokok di kalangan remaja putri.
·         Bagi pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para pendidik dalam memberikan arahan kepada para remaja, khususnya remaja putrid untuk menghindari hal-hal negative yang tidak seharusnya dilakukan oleh remaja putrid dan memotivasi mereka untuk melakukan hal-hal posif yang lbih bermanfaat bagi
kehidupannya.

LANDASAN TEORI
1.      Dorongan
a.       Pengertian Dorongan
Teori dorongan (drive) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1918 oleh Robert Woodworth. Berkenaan dengan konsep dorongan, woodwoth mengartikan dorongan sebagai “suatu tenaga dari dalam diri kita yang menyebabkan kita berbuat sesuatu” (Handoko, 2006:22)
“istilah dorongan woodwoth dipilih untuk menjabarkan kekuatan-kekuatan yang ada di balik tingkah laku yang akan atau elah ditampilkan oleh organisme”(Koeswara, 1995:67). Doronagn perlu bagi kemunculan tingkah laku, tanpa adanya dorongan tidak aka nada kekuatan yang menggerakkan atau mengarahakn mekanisme yang bertindak sebagai pemuncul tingkah laku. Dorongan itu sendiri diaktifkan oleh kebutuhan-kebutuhan yang timbul akibat adanya kekurangan fisiologis, yang pada akhirnya dorongan tersebut akan mengaktifkan tingkah laku organisme.
            Menurut Kartono dalam (1990:102), “dorongan adalah desakan yang dialamiuntuk memuasakn kebutuhan-kebutuhan hidup, dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup”.
Berdasarkan berbagai pendapat para tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep dorongan srbagai suatu tenaga yang berasal dari dalam diri  organisme atau individu tersebut berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup yang timbul akibat adanya kekurangan pada tubuhnya dan untuk  memprtahankan ekstensinya sebagai makhluk hidup.

b.      Teori Dorongan Hull
            Model teori Hull mengenai tingkah laku pada dasarnya adalah model survival. Ia ,terutama Darwin. Pendekatan Hull berpijak pada asumsi bahwa motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme, dam merupakan system yang memungkinkan organisme bisa memelihara kelangsungan hidupnya. Di samping itu Hull juga menerina pengaruh dari Walter Cannon, dan menggabungkan gagasan homeostatis Cannon ke dalam system behavioral yamg dikembangkannya. Jadi, dalam pandangan Hull, kebutuhan organisme adalah merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan mengaktifkan tingkah laku untuk mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme.

c.       Hubungan antara Dorongan, motif dan motivasi
Kartono (2000:132) menyatakan bahwa dorongan merupakan kondisi fisiologis yang menyebabkan seseorang menjadi aktif. Dorongan sering kali digunakan dalam arti yang sama dengan motif atau kebutuhan, tetapi dorongan lebih distimulus oleh perubahan dalam tubuh daripada rangsangan-rangsangan social atau psikologis.
Dorongan yang dating dari dalam untuk berbuat sesuatu disebut “motif” (Walgito,2002:168). Olh karena itu, kata moti juga berarti dorongan yang menimbulkan dan mengarahkan tingkah laku manusia(Handoko, 2006:22).

2.      Remaja Putri
a.       Pengertian Remaja Putri
Istilah remaja bersal dari kata latin, yaitu adolescence yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Pandangan ini juga diungkap oleh piget dalam Hurlock (2004:206) yang menyatakan bahwa masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyrakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan  remaja berlangsung antara usia 12 tahun dan 21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun merupakan masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan dan usi 18-21 tahun masa remaja akhir”. Remaja sering kali dikenal sebagai masa mencari jati diri. Hal ini terjadi karena remaja merupakan peralihan antara masa anak dan masa dewasa. Sejumlah sikap yang sering di tunjukan oleh remaja adalah:
a.       Kegelisahan
Remaja mempunyai banyak keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Tetapi sering kali keinginannya jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuannya.
b.      Mengkhayal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar